SEARCH AT GOOGLE

Custom Search

Selasa, 12 Agustus 2008

GEMPA DOMPU LUMPUHKAN SEBAGIAN BESAR AKTIVITAS

Dompu, 27/11/2007 (Kominfo – Newsroom) – Gempa berkekuatan 6,7 Skala Richter yang menguncang Dompu pada Senin (26/11) dinihari tak hanya merusak bangunan dan menelan korban jiwa, tetapi juga melumpuhkan aktivitas perekonomian, roda pemerintahan dan sekolah.
Lumpuhnya aktivitas tersebut menurut Bupati Dompu, Syaifurrahman Salman di Dompu, Selasa (27/11) pagi diakibatkan banyaknya bangunan seperti SD, puskesmas dan gedung pemerintahan rusak cukup berat. “Bahkan sebuah jembatan provinsi di wilayah kecamatan Kilo ambruk.”
Selain itu, banyak warga yang tidak berani kembali ke rumahnya mendirikan terop, terpal dan tenda-tenda darurat di pinggir jalan dan depan rumahnya. Sementara tanah lapang digunakan sebagai lahan parkir kendaraan. “Ini mengakibatkan sejumlah ruas jalan total ditutup," ujarnya.
Sementara sebagian besar warga di kecamatan Kilo, Kiwu dan Lasi memutuskan mengungsi ke daerah pegunungan karena khawatir akan kemungkinan terjadinya tsunami. “Untung saja gempa dahsyat ini tidak mengganggu aliran PDAM dan listrik,” kata mereka.
Hingga kini tercatat telah lebih dari 80 kali gempa susulan baik dalam skala kecil maupun besar. Akibatnya, 1.581 rumah rusak dan 535 lainnya sangat parah bahkan hancur total serta puluhan pasien di rumah sakit terpaksa diungsikan karena takut tertimpa reruntuhan bangunan.
Data yang diperoleh dari RSUD Dompu menunjukkan, ratusan warga mengalami luka ringan hingga parah, diantaranya, 43 orang luka ringan, 17 orang luka serius bahkan kritis sehingga harus dirawat inap dan seorang meninggal dunia.
Salah seorang petugas UGD rumah sakit setempat mengungkapkan, hingga kini ada tambahan sekitar 37 orang korban dari kecamatan Kilo di mana 20 orang diantaranya mengalami patah tulang dan kepala retak.
Hingga saat ini, seluruh kalangan mulai dari warga, dinas kesehatan hingga pemerintah setempat masih terus bersiaga terhadap berbagai kemungkinan termasuk gempa susulan.
Sementara itu sebagian warga kota Bima memilih Gunung Ule, Dantraha dan lapangan Merdeka sebagai tempat pengungsian, karena mereka khawatir akan isu akan terjadinya tsunami.
Kepala Kesbanglimas kota Bima, H. Makri Ismail mengatakan, ada dua alasan warga memilih mengungsi, pertama karena ada isu tsunami dan takut rumah mereka ambruk.
Makri sudah berkootdinasi dengan Dinas Sosial untuk membangun tenda darurat agar warga tidak tidur di tempat terbuka dan meminta mereka supaya tidak terprovokasi oleh isu gelombang pasang. (T/de/id/b)

Seja o primeiro a comentar

Posting Komentar

Lunatic © 2008 Template by Dicas Blogger.

TOPO